Senin, Agustus 08, 2011

Special Month on My Eyes

Kerasan dengan perjalanan hidup lo? Gw sama sekali udah bosan. Banget! Kapan sih hidup itu bisa mengikuti sesuai dengan apa yang gw mau? Gw mau jadi superstar, yang di gerumbungi cewek-cewek. Gak kebayang gw kayak gitu, mungkin pipi gw udah merah-merah gara-gara lipstik cewek. Tapi gw gak marah, soalnya gw bisa sekalian nimbrung di traffic light, bawa kecrekan. Jadi badut. Sekalian gw mau bilang kalau cuman ada satu hal yang bisa bikin gw bisa menahan rasa bosan gw, yaitu ketawa. Mungkin kalian semua berfikir kalau gw aneh. Tapi sebenarnya gw gak aneh, sama sekali enggak. Kalian boleh bilang gw freak. Selamanya gw akan selalu begini. Karena ini takdir gw.
Bicara masalah takdir, gw masih bertanya-tanya apa takdir gw? Jadi apa gw 5 tahun akan datang? Apa gw akan menjadi bintang (mungkin lebih tepatnya BINaTANG)? Dan yang terakhir apa gw akan nimendapatkan jodoh yang sesuai?
Hmm... gak kerasa udah bulan Ramadhan. Bagi yang muslim selamat menunaikan ibadah puasa. Jangan sampai batal lho! Kalau batal gw jamin lo semua bakalan kenyang. Lho?
Insya Allah hari ini gw bakalan ngomongin Cinta pertama gw saat Sekolah Dasar, CINTA MONYET. Cinta yang berawal dari sebuah komplek di Kota Banjarmasin, yang terletak beberapa kilometer dari pusat kota. Dia orang yang menjadi misteri dalam hidup gw, sempat pasang surut gw mikirin cewek satu ini. Namun bayangan muka lugu anak kecil yang terbayang saat itu menjadi hal yang menarik untuk gw bahas di sini. Blog gw akan membahas kisah ini sedetil mungkin gimana saat muka-muka lugu ini berhadapan untuk pertama dan terakhir kalinya. And this is my First Love.
Secara jelas gw lupa nama lengkap anak satu ini. Dini, dia adalah seorang anak keturunan Banjar-Arab, hidung mancung, saat itu rambutnya sebahu yang lurus dan lentik di ujungnya dan menyentuh bahu dengan indah. Gadis berkulit sawo matang ini dulunya berada tidak jauh dari rumah gw. Di saat itu gw mencoba untuk mendekatinya, dan tepatnya di bulan Ramadhan di tahun 1997. Gw yang saat itu duduk di kelas 1 SD di deket komplek, dan dia sebagai siswi dari SD Islam yang terletak jauh di tengah kota. Gw sering kerumahnya, dengan sejuta alasan agar gw bisa memandang wajahnya yang sedikit sendu dengan senyum memaksa hingga terlihat gingsul di bagian kiri giginya. Dan takkan hilang dari ingatan gw.
Malam itu di hari ke berapa bulan ramadhan, gw menjemputnya ke rumah dengan niat mengajak dia sholat tarawih di mushola tempat biasa kita tarawih. Kita jalan berdua melewati jalan-jalan yang dulu masih jarang rumah. Sampai di mushola gw langsung ke tempat wudhu (walaupun gw udah ngelakuinnya di rumah), dengan alasan agar gw bisa melihat senyum yang di pancarkan wajahnya. Saat tarawih selesai biasanya kita duduk di depan mushola sambil ngobrol dan bercanda. Gadis yang satu ini emang gak pernah bisa gw mengerti, meski gw mencoba mengerti. Di bawah langit malam bulan ramadhan kita liat bintang jatuh dan langsung menutup mata masing-masing dengan sebuah harapan. Saat membuka mata Dini melanjutkan perbincangan, dia ngomong ke gw kalau dia mau pindah rumah, gw mengiyakan dengan santai. Namun saat malam itu berakhir gw gak pernah ngeliat muaknya di mushola, di jalan komplek, bahkan di rumahnya sekalipun. Gw gak sempat nanya kemana dia pindah, dan akhirnya gw menemukan jawaban kalau dia pindah ke sebuah tempat yang jauh yang gak mungkin seorang anak SD untuk mengejarnya kesana, karena gak bakaln di kasih ijin sama Bokap.
Di saat itu juga gw mencoba melewati hari seperti biasa, seperti halnya manusia biasa. Namun ketika gw memasiki ruang lingkup yang berbeda saat beranjak dewasa di Salah satu ekolah bertaraf Nasional di Banjarmasin seringkali namany terungkap karena sebagian teman gw berasal dari sekolah yang dulunya adalah SD yang sama dengan Dini, namun hasilnya nihil karena dini pindah sekolah juga. Galau.

Di SMP yang udah mulai di masuki dunia internet dengan sebuah jejaring sosial yang lagi populer yaitu friendster (yang sekarang mungkin hanya om-om yang udah ketinggalan zaman masih make FS) gw mencoba mencari dia melalui memori otak gw yang menyimpan raut wajah si gadis dengan gaya yang sedikit tomboy-nya. Namun tetep aja enggak ketemu, mungkin gw ketemu dengan dia namun sudah berubah dan Tuhan gak ngijinin gw untuk bisa komunikasi dengan dia.
Sekarang entah berada dimana dia? Yang gw rasain hanya kangen saat kita bersama, saat wajah lugu masih bisa tersenyum lebar menatap dunia. Mungkin dia sudah menginjakkan kaki di salah satu Universitas seperti halnya gw, atau dia sudah kerja. Dan mungkin dia sekarang udah nemuin seseorang yang tepat untuk dirinya. Mungkin dia sekarang sudah mematangkan fikirannya. Gw gak pernah tau kabar tentangnya, yang jelas gw saat ini masih merindukan sosoknya hadir di mata gw walaupun bukan sebagai cinta. Dia teman terbaik gw, pengisi hati kecil gw. Biarkan kata-kata ini menjadikan doa untuknya agar bisa memandang jauh hingga terbayang sosok dari diri gw yang sekarang merindunya.
Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan. Bulan ini adalah bulan penuh hikmah, begitu pula hikmah yang kurasakan dulu.

From my heart,

Tidak ada komentar: